Story is Alive ...

Cerita adalah kehidupan...

Yayaa itu lah suatu proses kerjasama antara cerita dan kehidupan yang saling membutuhkan sama seperti halnya manusia :)

Posting disini cuma sebagian dari pelampiasan mood doang kok.

Senin, 30 Mei 2011

Tragedi PTC mall

hai kodok aku punya cerita ni :)
tapi kali ini yang nyeritain temen baik gue DIAN FIRDIYANTI

Hari ini hari Senin, tanggal 16 Mei 2011. Hari ini hari libur, tapi aku justru harus pergi ke sekolah. Karena aku adalah salah satu anggota OSIS dan aku harus mengurus acara yang akan di selenggarakan, yaitu acara LTBB. Saat aku di tiba di sekolah sudah ada Gita dan Chiska duduk diatas motor yang di parkirkan dekat warung di depan sekolah. Aku pun langsung mengajak Gita untuk menunggu teman yang lain di warung tersebut.



Tidak lama datang Bonita, disusul dengan Resty. Dan tidak lama kemudian datang Wahda. Kami mulai berdiskusi, menyusun rencana untuk kegiatan LTBB. Aku juga sedang menyelesaikan urusan kebendaharaan dengan Kak Melinda. Tidak lama setelah itu Redho (ketupel kegiatan) datang kami pun menuju TU SMA Negeri 6 untuk mengambil dana kegiatan ini.



Setelah semua urusan terselesikan, Wahda pulang. Aku pun teringat, janjiku pada Adik kecil yang tinggal di rumahku. Dia ingin tatto temporary, dan aku sudah janji untuk membelikannya. Jadi aku mengajak Chiska, pergi ke PTC Mall untuk membeli tatto. Sebenarnya uangku hanya Rp 15.000,- tapi seingatku, ATM masih ada saldo. Jadi aku memutuskan untuk pergi. Baru saja sampai di tempat masuk (check in), kami langsung di beri karcis, mungkin memang mereka sudah canggih pikirku.



Chiska pun bertanya “Yan parkir dimano?”

“Di deket Lotte Mart bae Chis.” Jawabku

“Di depan bae yan.” Kata Chiska



Aku hanya diam, karena setahu ku tidak ada lagi tempat parkir di bagian depan Mall. Setelah kami lihat , ternyata aku benar.



“Nah chis, katek. Emang setahu aku dak katek lagi parkiran di sini.”

“jadi dimano yan?”

“Cubo lurus dulu.” Ujarku



Kami pun mengikuti alur lagi, mengendarai motor dari pintu masuk depan.



“Chis parkir di sini nah.” Tunjukku ke arah parkiran bawah tanah

“Masuknyo dari mano?”

“Dari sini...” tunjukku ke arah basecamp satpam di bawah tanah, walaupun ada tulisan DILARANG MASUK.

“Yen tapi ado tulisan dilarang masuk.” Kata Chiska cemas

“Matilah oi, mun diusir muter lagi be.” Jawabku



Kami pun masuk ke dalam, tiba-tiba seorang satpam menyetopi kami.



“Dek jangan lewat sini, lewat tempat parkiran mobil dulu be. Baru ke bawah (basement).”

“Ok pak.” Jawabku singkat



Jadi kami putar balik, kami masuk lewat parkiran mobil. Turun dan sampai ke basement. Sampai di parkiran, kami pun bingung mau parkir dimana. *kesialan hari ini baru pembukaan saja*



“Yaaaaan, parkir mano kito? Rame nian.”

“Gek aku cari...” Jawabku sambil mencari tempat yang kosong.



* * *



“Chis... Chis itu dio nah kosong.” Kataku

“Cakmano yen masuknyo?”

“Muter dulu chis.”



Sebenarnya hati aku sudah tidak enak. Dari mulai mau parkir sampai mencari tempat parkiran. Tapi apa boleh buat PTC sudah di depan mata.



“Yen bantui aku geser motor ini.” Ujarnya



Urusan parkir motor pun selesai. Hahhh, lega juga akhirnya hati ini. Masuk ke PTC adem juga rasanya, apalagi baru masuk ketemu empat kakak ganteng. Kece lagi mereka berempat. *hehehe biaso mun ado yang bening mato belanjo*



“Chis, kito ngambek duit dulu eh...” Kataku *cak kepedean*

“Ok yen” Jawabnya



Sampai di ATM Center ...



“Yan aku ke ATM Man*iri e.” Kata Chiska

“Yo.” Jawabku singkat dan langsung masuk ke ATM BANK S*MSEL.



Aku masih menunggu antrian dulu. Baru aku ingin memasukan kartu, Chiska datang.



“Yen di blokir yang aku.” Kata Chiska

“Sius? Ai cubo yang aku e.”

“Chis jangan liat saldonyoooooooo.” Kataku sedikit histeris

“Berapo yan selu be.” Kata Chiska

“Chis tinggal Rp 77. 220,-“

“Yeeeeen, cakmano kito? Duit aku cuma Rp 10.000,-“

“Duit aku Rp 15.000,- Ai sudahlah cuci mato be...”

“Peh kito ke toilet dulu, baru ke Strawberry . Ok?”

“Ok lah Chis. Lemes aku -,- “



Kami pun ke Strawberry . Sebelum membayar Chiska ketemu uang di kantong tasnya Rp 7.000,- Di sana aku membeli tatto dan Chiska membeli 2 tali sepatu. Dari sana kami berkeliling PTC karena kami bingung mau kemana. Kami sempat memutuskan untuk makan bakso, tapi di tangga menuju Sport Station Chiska menemukan uang Rp 10.000,- di kantongnya.



“Chisssss dak miskin nian kito hari ini.” Kataku

“Io yaaaanti, biso makan kito.”

“Makan dimano? Duet aku tinggal Rp 9.000,- gara-gara beli tatto tadi.”

“Duet aku siso beli tali sepatu Rp 1.000,- ditambah Rp 10.000,- tambah Rp 10.000,- lagi. Jadi Rp 21.000,-“

“Yosudah kito makan KFC Combo Double b?”

“Payooo yen.” Jawab Chiska cepat



Berjalan lagi menuju KFC, kami turun dari lantai 3 menuju lantai 1. DI perjalanan menuju KFC kami bertemu Lucky, teman aku masa SD dan teman Chiska masa SMP. Hanya sekedar menyapa, kami melanjutkan perjalanan ke KFC *cak jauh nian KFC*



Sampai di KFC ketemu lagi dengan empat kakak ganteng. Hihihihi, pas antre kasir sebelahan lagi. Di depan kakak itu sok jual mahal kan, padahal dalam hati ini, ehm gantengnye... Hehehehe

Kami pun selesai menyebutkan pesanan, dan duduk di tempat yang kosong. Kebetulan dekat dengan tempat duduk kakak-kakak ganteng tadi. Tapi yaudahlah ya ga jelas juga tuh orang berempat, ujarku dalam hati.



“Chis abis makan kemano?” cetusku

“Nganter kau balek yen. Aku lah di SMS papa.”

“OK.” Jawabku



Setelah kami selesai makan, kami memutuskan untuk pulang. Saat di depan atrium Chiska memberikan aku karcis motor. Seperti biasa kami mengobrol. Entah apa saja yang kami obrolkan. Lalu kami turun ke basement, sampai di seberang Apotek Century, aku bertanya pada Chiska.



“Cha... cha... dimano karcis kito tadi?”

“Lah ku kasih ke kau tadi, di depan atri..”



Belum selesai Chiska berbicara, aku sudah berlari menuju atrium utama. Aku dan Chiska seperti orang autis. Astaghfirullah, kami menunduk memeriksa kolong kursi. Menelusuri ulang jalan yang sudah kami lewati. Cemas, takut, capek bercampur aduk menjadi satu.



“Cha nak nyari kemano lagi. Cakmano cha?” cetusku bingung

“Hahaha aku be bingung yen. STNK katek yen.” Jawab Chiska tenang, malah diselingi sedikit tawa



Aku berlari lagi ke bawah, sampai lagi di seberang Apotek Century...



“Mediiiiii...” cetusku sedikit histeris

“Dari mano yan?” tanya Medi

“Med gek dulu becerito, kami nih kehilangan karcis motor.” Jawabku

“Tadi denger dak pengumuman kalo ado karcis motor ilang?”

“Idaaaaaak, kalu kami sibuk nyari b.” Ujar Chiska

“Payo begancang kito ke meja informasi.” Kataku

Bergegas lagi ke meja informasi. Sampai di sana, kami menanyakan pada resepsionisnya.



“Mas boleh liat karcis yang katonyo ilang tadi dak?” kataku

“Ini dek, yang adek bukan.”

“Cubo liat BG chis...” ujar Medi

“Nah med, lupo aku BG aku brapo!” bisik Chiska, tapi semua yang ada di TKP bisa mendengar

“Cubo inget lagi...”

“Oio 4858 NY”

“Nah beda dek. Dak biso kami ngasih karcis ini ke adek. Gek tau nyo ado uong yang nyari agek”

“Kak nian lah, apal aku nih. Kami masuk tadi jam 12.41”

“Banyak dek uong yang masuk jam segitu tadi.” Katanya

“Yosudah kak, kami ngecek dulu ke bawah.”



Kami turun lagi ke bawah untuk melihat BG motor Chiska. Ternyata memang berbeda.



“Chis, kau e ngomong.” Kataku

“Yan tapi kau tu lah yan.”

“Motor siapo nah?”

“Io.”

* * *

Ternyata BG yang ada di karcis berbeda dengan BG motor Chiska. Capek, kesal, cemas bercampur menjadi satu. Akhirnya karena mas itu baik hati, dia mengizinkan kami keluar. Tapi kami harus diikuti satu satpam.



“Ya Allah mas, kami ni bejilbab *dak perlu disebut mun ku raso -,-* , masih pelajar, ini nah kunci motornyo, dak kado pulo kami nak maleng motor uong mas.” Ceplos Chiska



“Yo mas...” tambahku dengan muka memelas *hahaha strategi jitu aku itu oi

“adek biso nunjuki STNK dak?”

“STNKnyo ilang mas kemaren.” Kata Medi

“Io mas, dak kela kami nak ngolake...” tambahku dengan wajah yang kelelahan

“Yo sudah. Kakak panggil kawan kakak dulu.”



Mas resepsionis itu pun memanggil salah satu satpam untuk mengikuti kami ke parkiran dan menyamakan lagi BG yang ada di motor dan BG yang tertera di karcis. Setelah sampai...



“mano dek motornyo?”

“Ini nah kak.” Ujar Chiska

“Nah dek dak samo Bgnyo.”

Aku teringat, saat kami akan masuk kami langsung di beri karcis.

“Kak, kami tadi pas baru dateng langsung di kasih karcis.” ujarku

“Io kak, jam nyo samo cak kami masuk tadi.” Kata Chiska

“Ado kemungkinan tetuker dek. STNK katek pulo e...” kata satpam itu

“Kan lah diomongi kak tadi tuh.” Tambah Medi

“KTP ado dak?”

“Kalu aku nih masih pelajar kak.” Kata Chiska

“Liat KP nyo.”

“Ini nah kak...”

“Nah tulis namo, alamat, nomor HP.” Kata SATPAM itu sambil memberi secarik kertas *cinta* ke Chiska

“Tuliske yan...”

“Nah, alamat, samo nomor HP kau be yang nulis.” Cetusku

“ai yen kau ni...” Ujar Chiska. Kemudian hening sejenak

“Alamat FB idak kak?” cetus Medi

“Apo nak twitter aku be?” tambah Chiska

Satpam itu hanya tersenyum malu...

“cieeeeee....” serempak aku dan Medi

Muka SATPAM itu pun memerah *cuih*

“Jadi cakmano aku agek pas ditanyo uong di depan kak?” tanya Chiska

“Omongi be karcisnyo tetuker.” Kata sang SATPAM

“Io lah... Yan nian kau idak nak melok aku?”

“Biarlah aku nebeng Medi be.”

“Aku balek e...”

“Hee, ati-ati.” Kataku



Aku pun masuk lagi ke dalam PTC bersama Medi. Kami menuju Fun World yang di sana telah menunggu Opi, Mita, dan Ririn. Setelah kami berbincang-bincang, kami menuju tempat makan. Tetapi saat menuruni tangga, Medi mendapat SMS dari ayuknya. Dia disuruh menjemput ayuknya di SMAN 6. Sebelum pulang Medi mengajak aku untuk membeli DVD. Sehingga kami batal untuk makan dan berpencar. Saat di toko kaset, Med mendapat SMS bahwa Ayah, Ibu dan Ayuknya sudah di PTC.



“Lho Med? Ado ayah samo ibu kau jugo e?”

“Io yan.”

“yaaa med, dak enak aku.”

“Dak papo dek, kenalan samo calon mertuo.” Ujar mbak pemilik toko

“Bukan mbakkkkk. Kawan ini ni.”

“Yosudah dak papo, melok be.”

“Malu mbakkkk.” Ujarku.



Jujur aku sangat bingung. Jika aku pulang naik angkot, sisa uang ku (Rp 5.000,-) sudah ku beri ke Chiska. Uang di dompet hanya 4 recehan Rp 500,-. Aku pun langsung SMS papa untuk minta jemput. Ternyata papa ga bisa. Aku semakin kalut...



“Peh yan balek.” Kata Medi



Aku hanya diam. Aku keluar dari toko dengan perasaan cemas. Ternyata, kami bertemu lagi dengan Opi, Mitha, dan Ririn. Saat itulah aku memutuakan untuk tidak jadi pulang bersama Medi. Aku lebih memilih naik angkot.



Satu hal lagi yang memalukan bagiku untuk hari ini, aku membayar angkot dengan uang recehan. Huahhhhhh. Tapi ga apalah. Masih uang juga kan?

Sampai di rumah, aku masih ternbayang dengan semua kejadian hari ini. Aku juga sedikit cemas terhadap Chiska. Langsung saja aku SMS Chiska.



“Ckmn lah nyampe?"

“sudaa la nyaampeee dong J hahaa UNTUNGLAH ado kk itu :p”



Aku pun bersyukur karena Chiska sudah sampai di rumah dengan selamat. Tidak lama kemudian setelah kutulis cerita ini, Chiska mengirimkan SMS kepadaku.



“Oy yan, kakak PTC itu SMS aku. Na mati aku. Hahaa”



Berikut SMS dari sang kakak...



“Assalamualaikum....... Bisa kan keluar . Udah nyampe blm. ?”

“Ini kk yg d PTC td”

“Klu da mslh lg d PTC , cari bae kk ok.”

“Nm lengkap kk ****YAN**. tP terserah adk ja mau pgl kk pa.”



Sekian cerita TRAGEDI PTC 16 MEI 2011. Akan segera hadir next story from Chiska dan kak ****YAN**. Semoga teman-teman dapat mengerti isi cerita ini dan menyimpulkan sendiri cerita ini...



The end

1 komentar: